Minggu, 24 Agustus 2014

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA INDONESIA

  1. D. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA INDONESIA
Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus derasnya kompleksitas perubahan (inovasi) sebagai akibat canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi, tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetisi yang tinggi di berbagai bidang hidupan.
Beberapa indikator pengaruh negatif maupun positif globalisasi yang melanda bangsa dan negara Indonesia antara lain dapat dilihat berikut ini.
NoBidangIndikator Perubahan / Dampak Globalisasi
1.

Politik

  • Penyebaran nilai-nilai politik Barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang “mengabaikan kepentingan umum” dengan cara membuat kerusuhan dan anarkhis.
  • Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, musyawarah mufakat dan gotong royong.
  • Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual, kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas.
  • Transparansi, akuntabilitas, dan profesional dalam penyelenggaraan pemerintahan negara (jabatan-jabatan publik) semakin mendapat sorotan dari berbagai elemen masyarakat.
  • Semakin banyak lahirnya partai politik, organisasi non pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menjadi “sponsor” kepentingan tertentu dengan menyuarakan Hak Asasi Manusia, Supremasi Hukum, demokratisasi, Lingkungan, dan sebagainya.
2.

Ekonomi

  • Berlakunya “The survival of the fittest” sehingga siapa yang memilki modal yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir. Untuk negara berkembang seperti Indonesia masih sangat merasakan akibatnya.
  • Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.
  • Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah semakin ditinggalkan.
  • Kompetisi produk dan harga semakin tinggi sejalan dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin selektif.
3.

Sosial dan Budaya

  • Mudahnya nilai-nilai Barat yang masuk baik melalui internet, antene parabola, media televisi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru habis-habisan.
  • Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang melahirkan gaya hidupindividaulistis (kepentingan diri sendiri),pragamatisme (yang menguntungkan),hedonisme (kenikmatan sesaat), permisif(membiarkan yang dianggap tabu) dankonsumerisme (lebih senang memakai dari pada membuat).
  • Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidertitas, kepedulian dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu (musibah, kecelakaan, sakit, dll.) hanya ditangani segelintir orang (kurang adanya kebersamaan).
  • Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena dianggap tidak ada hubungannya (sekulerisme).
4.

Hukum, Pertahan dan Kemanan

  • Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
  • Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat.
  • Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim) yang lebih profesional, transparan dan akuntabel.
  • Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukkan tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan, kedaulatan dan ketertiban negara yang profesional.
  • Peran masyarakat dalam menjaga kemanan, kedaulatan dan ketertiban negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar